
PENYEBAB
TERJADINYA DORMANSI
Benih
yang mengalami dormansi ditandai oleh :
·
Rendahnya
/ tidak adanya proses imbibisi air.
·
Proses
respirasi tertekan / terhambat.
·
Rendahnya
proses mobilisasi cadangan makanan.
·
Rendahnya
proses metabolisme cadangan makanan.
Dormansi
dikelompokkan menjadi 3 tipe yaitu :
1. Innate
dormansi (dormansi primer)
2. Induced
dormansi (dormansi sekunder)
3. Enforced
dormansi.
Cara
praktis meme-cahkan dormansi pada benih tanaman pangan.
Ada
beberapa cara yang telah diketahui adalah :
a.
Dengan
perlakuan mekanis.
Diantaranya
yaitu dengan Skarifikasi.
Skarifikasi
mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas,
melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan
goncangan untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus.
Tujuan
dari perlakuan mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras
sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas.
b.
Dengan
perlakuan kimia.
Tujuan
dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air
pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat
dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat
dilalui oleh air dengan mudah.
Sebagai
contoh perendaman benih ubi jalar dalam asam sulfat pekat selama 20 menit
sebelum tanam. Perendaman benih padi dalam HNO3 pekat selama 30 menit.
Pemberian
Gibberelin pada benih terong dengan dosis 100 - 200 PPM.
Bahan
kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam hidrochlorit,
potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh
antara lain: Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA).
c.
Perlakuan
perendaman dengan air.
Perlakuan
perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh
benih.
Caranya
yaitu : dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60-700C dan dibiarkan
sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. Untuk benih apel, direndam
dalam air yang sedang mendidih, dibiarkan selama 2 menit lalu diangkat keluar
untuk dikecambahkan.
d.
Perlakuan dengan suhu.
Cara
yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembab
(Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih yang
berakibat menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan atau terjadi
pembentukan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan. Kebutuhan stratifikasi
berbeda untuk setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas dalam satu famili.
e.
Perlakuan
dengan cahaya.
Cahaya
berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan benih dan laju perkecambahan.
Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi
juga intensitas cahaya dan panjang hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar